Senin, 22 Januari 2024

Upacara Galungan

    Upacara Galungan adalah hari raya umat agama Hindu untuk memperingati terciptanya dunia dan alam semesta. Upacara Galungan juga bertujuan untuk merayakan kemenangan kebeneran (dharma) yang melawan kejahatan (adharma). Upacara Galungan diadakan setiap 210 hari sekali, tepatnya pada hari Budha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon Wuku Dungulan) yang dihitung dari kalender Bali.


https://blazetrip.com/wp-content/uploads/2018/12/galungan-820x549.jpg

    Penjor (bambu yang dihias sesuai perayaan yang sedang dirayakan di Bali) yang berjejer rapi di tepi jalanan Bali merupakan hal yang identik dengan perayaan Galungan.


https://i.pinimg.com/originals/58/87/3b/58873b5858f074f6fcd0cef371d71dc8.jpg

    Masyarakat Bali mengenakan pakaian adat Bali, mereka juga bersembahyang di Pura bersama sanak keluarga. Makanan dan sesaji dibawa ke Pura untuk dinikmati bersama seusai sembahyang. Tradisi Galungan juga mengingatkan agar mereka menjalani hidup lebih baik lagi dari hari yang telah berlalu.

    Jempana, Barongan dan Mekotekan merupakan tradisi khas saat upacara Galungan. Jempana adalah atraksi saling dorong dengan membawa jempana, uang kepeng dan benang Tridatu merupakan lambang bagi para Dewa yang dikeluarkan dari Jempana. Barongan adalah tradisi mengarak barong di luar Pura di sertai tabuhan gendang dari kenong. Mekotekan adalah arak-arakan keliling desa dengan membawa tongkat, kayu, umbul-umbul, dan tombak pusaka. Upacara Mekotekan juga dipercaya dapat menolak bencana juga pemersatu warga Bali.

    Nasi kuning, lawar, dan tape ketan dapat ditemui pada Upacara Galungan di setiap rumah warga. Makanan itu merupakan makanan wajib pada hari raya Galungan.

Surjan & Lurik - Pakaian Tradisional Jogja

  https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.facebook.com%2Fnurshodikk%2F&psig=AOvVaw2BOdB3_shxeohv5M34EQ9v&ust=17071...